Artikel Daerah 

SEJARAH SINGKAT SRI KLIRANG & LEGENDA DI DALAMNYA (Part 2)

Share it

    Goa sepanjang 5 km yang didalamnya terstruktur dari bebatuan, berlokasi di Pedamaran muara Sahung kab.kaur provinsi Bengkulu.(sumber foto : Yulmadi).

Bengkulu Selimburcaya.Com.Tidak banyak orang yang mengenal sosok Sri Klirang, abad keberapa keberadaan dan dimana pusat kerajaannya. Sri Klirang adalah  sebutan gelar untuk raja atau ratu dan  bukan merupakan nama asli.Pusat kerajaan dan istananya ada di puncak perbukitan wilayah pedamaran.Lokasi pedamaran merupakan  dataran tinggi yang diapit oleh dua buah kaki gunung ; gunung patah dan gunung Seminung, saat ini termasuk di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

Sri Klirang, menjadi raja kurang lebih pada abad ke 5 SM serta mempunyai beberapa sebutan atau julukan, sebagai berikut :

1.Ratu Senantan Buih

2.Beteri Kenantan Buih

3.Ratu Bilqis (Bilqis = Raja Mahluk Halus)

4.Ratu Kidul (sebutan ini banyak diucapkan oleh saudara kita dari pulau jawa).

Sri Klirang ini merupakan penguasa di dunia nyata (manusia ) dan  mahluk halus (lelembut) karena ketinggian ilmu dan kesaktiannya. Diwilayah kerajaan Sri Klirang (Pedamaran dan sekitarnya), saat ini masih bisa dibuktikan dengan adanya jejak peninggalannya seperti ; goa sepanjang 5 km, gua yang terdapat air terjun didalamnya beserta ruangan, goa panjang 12 km, dan goa lainnya yang belum berani dimasuki manusia. Goa-goa tersebut  terbentuk dari bebatuan  kars yang mempunyai umur lebih kurang ribuan tahun bahkan jutaaan tahun lampau.

    Goa yang didalamnya terdapat air terjun dan ruangan, di desa ulak bandung kec.muara Sahung kab.kaur provinsi Bengkulu.(Sumber foto: Redaksi Selimburcaya.Com).

Selain terdapat banyak goa-goa, terdapat pula air terjun 7 (tujuh) panggung, batu menangis ( batu besar dan keras yang ditengahnya mengeluarkan air) ,Situs lidah pahit,  bunga Raflesia dan masih banyak lagi situs lain yang perlu digali oleh para peneliti dan arkeolog.

Di Desa Pedamaran Ulak Bandung ini, seperti yang dijelaskan pada tulisan sebelumnya merupakan Daerah asal Maharaja Indera Sakti ( Puyang penjadi jagad) sebelum beliau memperluas kekuasaannya di Sumatera Bagian Selatan, Palembang, Semenanjung Melayu, Malaysia,Champa, Filipina dan Berunai. Pada Masa inilah mulai  muncul kata Sri  Wi Jaye (asal kata : Orang yang berkedudukan di wilayah dan membawa kejayaan).

Kecamatan Muara Sahung terbentuk dari dusun dusun tua, seperti Desa Ulak Bandung, Desa Muara Sahung dan Desa Pulau Panggung  yang seluruhnya merupakan bagian utama kota kerajaan Sri Klirang, yang dikelilingi oleh gunung kumbang tempat berdiamnya pasukan dan panglima lelembut  Sri Klirang.

Desa Muara Sahung merupakan cikal bakal pendiri suku Semende Lembak (Maternalistik) yang berdampingan dengan Muara Enim sebagai awal mula tempat berdirinya suku Semende Daghat (Paternalistik).Suku Semende sendiri merupakan rumpun Suku Melayu kuno yang sudah melalui penyempurnaan dengan masuknya Agama Islam dibawa oleh Wali  Allah  bernama  Wali Tue Puyang Awak Syech Nurqodim yang berpusat di Kecamatan OKU Selatan Sekarang.(Bersambung ke part 3 )

Penulis dan Narasumber : Ardiansyah, SE.M.Si, Zulkifli Chaniago, Yulmadi

 

Related posts

Leave a Comment