Korban KDRT Keluhkan Pelayanan RSUD Arga Makmur, Orang Tua Kecewa

Share it
Seorang warga Desa Air Baus 1, Kecamatan Ulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, Dina (16), mengalami pengalaman pahit saat berupaya mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arga Makmur.(22/08/2024)(foto:Agus/Selimburcaya.com).

Bengkulu Utara, Selimburcaya.com  – Seorang warga Desa Air Baus 1, Kecamatan Ulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara, Dina (16), mengalami pengalaman pahit saat berupaya mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arga Makmur. Dina, yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), merasakan ketidaknyamanan fisik dan mengalami kondisi kesehatan yang memburuk setelah menghadiri sidang kedua di Pengadilan Negeri Tais, Kabupaten Seluma, tempat kejadian KDRT tersebut berlangsung.

Setelah mengalami sakit kepala parah dan muntah-muntah akibat pukulan yang diterimanya, Dina dilarikan ke RSUD Arga Makmur oleh kedua orang tuanya. Namun, nasib malang kembali menimpa Dina saat ia justru harus melalui proses pelayanan yang dinilai tidak manusiawi dari pihak rumah sakit.

Saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Arga Makmur, Dina langsung menjalani pemeriksaan oleh dokter. Setelah dilakukan cek up, dokter menyarankan agar Dina dirujuk ke poli saraf. Namun, Dina dan keluarganya memilih untuk mendaftar sebagai pasien rawat jalan menggunakan layanan BPJS KIS dengan nomor antrian 803.

Meski kondisi Dina sangat memprihatinkan, ia harus menunggu dalam antrean panjang. Ironisnya, ketika giliran pelayanan BPJS tiba, rumah sakit menolak memberikan perawatan karena Dina tidak memiliki rujukan dari puskesmas setempat. Kekecewaan melanda kedua orang tua Dina yang terpaksa membawa pulang putri mereka yang masih dalam keadaan sakit dan muntah-muntah.

Merasa panik dan bingung, mereka memutuskan untuk kembali ke IGD RSUD Arga Makmur dengan harapan mendapat penanganan medis. Namun, kali ini mereka disarankan menggunakan layanan umum yang memerlukan biaya. Setelah menunggu bantuan biaya dari keluarga, barulah Dina mendapatkan pemeriksaan oleh dokter umum dan diizinkan untuk pulang.

Namun, saat keluar dari ruang pemeriksaan, Dina kembali pingsan. Orang tuanya segera membopongnya kembali ke ruang dokter, di mana ia diberi bantuan oksigen selama 15 menit sebelum akhirnya sadar dan dipersilakan untuk pulang.

Kejadian ini menyoroti kurangnya respons cepat dan lambatnya penanganan di RSUD Arga Makmur. Hingga saat ini, kondisi kesehatan Dina masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan, meninggalkan keluarganya dalam kekecewaan mendalam terhadap pelayanan rumah sakit tersebut.

Pewarta : Agus

Editor : Ardy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *