Oleh :
Emy Yuliantini, SKM., MPH, Kamsiah, SST., M.Kes, Ayu Pravita Sari, M.Gizi (Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu )
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam upaya memenuhi asupan gizi seimbang pada balita melalui pendekatan dan perbaikan pengetahuan dan pola asuh kepada Ibu balita. Untuk mengoptimalkan praktik pemberian makan kepada anak digunakan metode smart education yang mencakup smart nutrition, smart cooking, smart impelementasi, dan smart parenting.
Optimalisasi tumbuh kembang pada anak sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Pemberian asupan nutrisi yang bergizi dan seimbang harus dilakukan secara konsisten agar anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian makan pada anak, salah satunya adalah pola asuh keluarga terutama ibu Dewasa ini, banyak keluarga yang kurang memperhatikan asupan anak sehingga terjadilah masalah kekurangan gizi. Anak dengan kondisi kurang gizi akan berakibat pada kondisi kesehatan anak menjadi kurang baik, gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta dapat menyebabkan kematian.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pemberian makanan pada anak gizi pada anak adalah melalui pendekatan kepada ibu. Ibu merupakan orang yang berperanan penting dalam penyediaan menu dalam rumah tangga. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam praktik pemberian makan pada anak sangat perlu dilakukan.
Pada pengabdian masyarakat ini Peningkatan pengetahuan dan keterampilan bisa dilakukan dengan cara memberikan pendampingan kepada Ibu dengan metode smart education. Dimana para ibu diberikan pengetahuan mengenai smart nutrition, smart cooking, smart impelementasi, dan smart parenting dalam rangka peningkatan keterampilan Ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu.
Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2020. Pengabdian dilaksanakan secara kombinasi daring dan luring dikarenakan untuk meminimalisir jumlah orang berkumpul, mengingat pengabdian dilaksanakan pada masa pandemi covid -19 ini.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: 1) rapat koordinasi bersama tim pelaksana PkM, 2) melakukan kontak awal dan konfirmasi dengan pihak Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu, 3) membuat perjanjian kerjasama antara ketua pelaksana PkM dengan petugas Puskesmas, kader dan ibu balita 4) focus group discussion, 5) pelatihan pada aspek smart nutrition, smart cooking, smart impelementasi, dan smart parenting dihadiri 40 ibu balita, 6 pelaku kader posyandu dan 2 (tiga) orang Narasumber. Mitra pada kegiatan PkM ini adalah Petugas Gizi Puskesmas.
Kegiatan dilaksanakan di aula Puskesmas pembantu setempat dan di rumah warga dalam hal ini kader posyandu. Penyuluhan dan diskusi mengenai materi smart nutrition (cara memilih makanan yang bergizi untuk balita). Media yang digunakan adalah booklet. Sebelum dilaksanakan penyuluhan, materi dan media yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Penyuluhan dimulai dengan diadakan pre mengenai materi yang dibahas. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan soft skill khalayak sasaran yaitu Ibu Balita di Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu. Penyuluhan dan pelatihan mengenai smart cooking (cara pengolahan makanan yang tepat untuk balita). Pelaksanaan pelatihan dengan simulasi, yaitu dengan cara bagaimana memilih bahan makanan yang tepat, persiapan bahan makanan, cara memasaknya, cara penyajian, Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill khalayak sasaran.. Pelaksanaan yaitu penyuluhan dan pelatihan mengenai smart parenting (pola asuh dalam pemberian makan anak). Pelaksanaan pelatihan dengan simulasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill khalayak sasaran. Pelaksanaan yaitu memonitoring mengenai smart impelementation (mengimplementasikan materi yang sudah didapat). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hard skill khalayak sasaran.
Balita atau bayi dengan usia di bawah lima tahun merupakan fase yang sangat penting dalam fase kehidupan manusia. Jika terjadi permasalahan kesehatan pada fase tersebut, maka kemungkinan besar permasalahan kesehatan tersebut akan berdampak pada fase kehidupan selanjutnya. Dalam konteks ini, permasalahan gizi pada balita juga merupakan permasalahan yang krusial untuk ditangani serta perlu mendapatkan prioritas.
Edukasi gizi merupakan bagian kegiatan pendidikan kesehatan, didefinisikan sebagai upaya terencana untuk mengubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Academic Nutrition and Dietetics (AND) mendefinisikan edukasi gizi sebagai suatu proses yang formal untuk melatih kemampuan klien atau meningkatkan pengetahuan klien dalam memilih makanan, aktifitas fisik, dan perilaku yang berkaitan dengan pemeliharaan atau perbaikan kesehatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan ibu balita di Wilayah kerja Puskesmas Nusa Indah mengenai yaitu smart nutrition (cara memilih makanan yang bergizi untuk balita). smart cooking (cara pengolahan makanan yang tepat untuk balita). smart parenting (pola asuh dalam pemberian makan anak). Hal ini suatu hal yang baik untuk merespon tingkat ketrampilan para ibu balita tersebut. Hal lainya para ibu balita dan juga kader ikut berpartisipasi aktif dalam proses Pengabdian Masyarkat ini. Peserta yang hadir bukan hanya ibu balita juga dihadiri oleh kader posyandu, ibu-ibu balita & ibu balita dengan gizi kurang, sehingga mereka dapat termotivasi untuk meningkatkan dan mendapatkan informasi untuk kesehaan bagi anak-anak & keluarga mereka dengan melihat syarat-syarat makanan atau snack yang baik untuk keluarga.
Peranan orang tua sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan anak. Pengetahuan gizi yang diperoleh orang tua melalui pendidikan akan memengaruhi pola asuh anak. Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap pola asuh anak, lebih lanjut, tingkat pendidikan yang tinggi terutama berkaitan dengan pengetahuan gizi yang baik akan mendorong dalam praktek pemberian makanan. Pengetahuan gizi juga dapat diperoleh dari buku, majalah, surat kabar, televisi, radio dan informasi dari orang lain (Hastuti 2008). Penerapan pola asuh dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik keluarga (besar keluarga, pendapatan, pekerjaan, dan tingkat pendidikan), karakteristik anak dan kondisi lingkungan termasuk kemudahan akses dalam mendapatkan sumberdaya. Apabila pola asuh makan ibu yang diberikan kepada anak dalam keluarga sudah baik maka status gizi anak akan baik juga. Pengetahuan gizi ibu juga merupakan dasar yang harus dimiliki oleh seorang ibu. Hal ini karena pengetahuan gizi akan memengaruhi ibu dalam menerapkan pola pengasuhan kepada anak.
Evaluasi dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah akan dilihat dari hasil penilaian pre dan post test setelah dilakukannya penyuluhan dengan Smart Edukasi Untuk rencana tindak lanjut ke depan, akan dilakukan pemantauan kepada kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nusa Indah, dengan menjadkan sosis analog sebagai salah satu alternative snack yang digunakan dalam membuat snack bagi balita saat posyandu. Diharapkan ibu-ibu yang telah mengikui kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat menerapkan di rumah dan memberikannya ke anak-anak.
Pendampingan berupa edukasi tentang nutrisi anak balita, cara pemantauan status gizi dan praktik efektif dalam upaya menurunkan risiko kejadian malnutrisi pada anak balita, terutama stunting. Setelah para aktivis memberikan pendampingan kepada ibu balita selama satu bulan ada peningkatan pengetahuan dan praktik dalam pemenuhan gizi anak balita dan kemampuan menentukan status gizi anak balita. Peran pendampingan sangat penting untuk mendampingi ibu balita dalam pemantauan gizi balita, diharapkan semua ibu balita dan ibu ibu kader lainnya dapat berpartisipasi bukan hanya petugas puskesmas yang aktif. Lebih aktifnya program dan kegiatan dari puskesmas kepada posyandu, dasa wisma di bawah wilayah kerjanya untuk diberikan pembekalan terkait pemantauan status gizi. Lebih memanfaatkan adanya tetangga satu dasa wisma (peer educator) untuk saling mengingatkan dan membantu memberikan dorongan positif terkait pemantauan status gizi balita .
Berat badan balita sebelum dan sesudah pendampingan dipantau sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan. Sebagian besar berat badan balita meningkat setelah dilakukan pendampingan. Sebanyak 6 balita mengalami peningkatan berat badan, sementara 1 orang berat badannya tetap. Berat badan rata-rata balita mengalami peningkatan sebesar 5,6%. Status gizi balita sebelum dan setelah pendampingan diukur, dan kemudian dibandingkan dengan standar baku WHONHCS menggunakan indeks BB/U (World Health Organization, 2009). Evaluasi berdasarkan hasil penimbangan masih menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Hanya 5 dari 7 balita yang status gizinya bisa berubah menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil evaluasi, secara pengetahuan dan kemauan untuk berubah sudah ditunjukkan oleh pengasuh ke arah yang lebih baik(ardy)