Bengkulu Utara, Selimburcaya.com — Harapan untuk menyaksikan mekarnya bunga kibut (Amorphophallus titanum) di kawasan Hutan Lindung Boven Lais, Kelurahan Kemumu, Kecamatan Arma Jaya, pupus sudah. Tanaman langka dan dilindungi ini gagal mekar akibat dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab.

Menurut Jagek Fernandes, pegiat dari Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu Utara, bunga kibut tersebut seharusnya mekar sempurna pada Kamis lalu. Namun, hingga Sabtu (12/7/2025), bunga justru tampak layu, patah, dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mekar.
“Bunganya baru ketahuan rusak Sabtu sore. Batangnya terlihat patah dan ada lubang berbentuk persegi berukuran 20×20 cm, diduga akibat benda tajam,” jelas Jagek saat dikonfirmasi, Senin(14/07)
Bunga kibut yang dikenal sebagai salah satu bunga terbesar di dunia, terakhir mekar di kawasan tersebut pada tahun 2022. Momen mekar kali ini sangat dinantikan karena proses pembungaan hanya terjadi setiap beberapa tahun sekali.
Pihak KPPL kini tengah menelusuri dugaan pelaku perusakan. Bukti awal menunjukkan kemungkinan pengrusakan terjadi pada Kamis (10/7/2025) pagi. Jagek juga mengakui adanya kelalaian pengawasan, karena pelaku diduga masuk melalui jalur tidak resmi yang tak terpantau.
Koordinasi kini dilakukan dengan berbagai pihak seperti KPPL Provinsi Bengkulu, HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkulu Utara, dan Prof. Agus Susatya, pemerhati puspa langka Bengkulu sekaligus ahli botani dari Universitas Bengkulu.
Prof. Agus menegaskan, bunga kibut sangat sensitif, baik terhadap gangguan cuaca maupun gangguan fisik, terlebih kerusakan yang ditimbulkan manusia.
“Lubang di batang sangat berdampak pada gagal mekarnya bunga. Tanaman ini sangat mudah terganggu bahkan oleh perubahan kecil di lingkungannya,” ujar Prof. Agus.
Kejadian ini menjadi peringatan penting bagi upaya perlindungan flora langka agar dijaga lebih ketat, terutama di habitat alaminya yang terbuka.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

