Bengkulu Utara, Selimburcaya.com – Dugaan penyalahgunaan anggaran ketahanan pangan di Desa Tanjung Karet mencuat ke permukaan setelah terungkapnya modus pembuatan kolam ikan di lahan milik mertua Kepala Desa.
Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, anggaran tahun 2023 dialokasikan untuk pembuatan kolam ikan. Namun, ternyata lahan yang digunakan bukanlah lahan yang sudah siap pakai, melainkan lahan di belakang rumah Kepala Desa yang dimiliki oleh mertuanya. Kepala Desa menyatakan bahwa lahan tersebut disewa, namun kebenarannya diragukan.
Tidak hanya itu, alat berat yang digunakan untuk pembuatan kolam tersebut diduga dipinjam dari PT PMN Batu Bara yang berlokasi di HGU Tanjung Karet. Keabsahan sewa alat berat ini juga diragukan, mengingat kurangnya transparansi dalam prosesnya.
Setelah kolam terisi dengan bibit ikan, jumlah bibit yang digunakan tidak diketahui secara pasti. Pada masa panen, hanya sebagian kecil hasil panen yang dibagikan kepada masyarakat, sedangkan sebagian besar hasil panen dijual oleh Kepala Desa kepada penampung atau toke ikan. Setelah panen, kolam tersebut tidak diisi kembali, dan status kepemilikannya kembali ke mertua Kepala Desa.
Di tahun 2024, kegiatan ketahanan pangan desa ini beralih dari pengadaan bibit ikan ke pengadaan bibit ayam. Namun, ratusan juta anggaran ketahanan pangan tahun 2023 dinilai tidak memberikan hasil yang sesuai bagi masyarakat Desa Tanjung Karet.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran desa. Masyarakat berharap pihak berwenang segera melakukan investigasi menyeluruh agar anggaran ketahanan pangan dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Pewarta : Agus
Editor : Ardy