Upaya Meningkatkan Pemahaman Aksara Ulu dalam Melukis Kain Batik Diwo di Kepahiang

Share it
para pembatik dan pengrajin batik di Kepahiang mendapatkan pelatihan penulisan aksara ulu. Pelatihan ini diadakan dengan menggandeng ahli aksara ulu serta pihak Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu.(12/07/2024)(foto:Zoel/Selimburcaya.com).

Kepahiang, Selimburcaya.com – Sebagai langkah untuk meningkatkan pemahaman terkait melukis kain batik Diwo khas Kepahiang, para pembatik dan pengrajin batik di Kepahiang mendapatkan pelatihan penulisan aksara ulu. Pelatihan ini diadakan dengan menggandeng ahli aksara ulu serta pihak Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu.

Ketua Yayasan Az-Zahra Kepahiang, Helmiyesi, mengungkapkan bahwa aksara ulu, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kaganga oleh masyarakat setempat, menjadi salah satu motif dalam batik kain Diwo. Oleh karena itu, ia menilai pentingnya peningkatan pemahaman tentang aksara ulu untuk menciptakan motif kain Diwo yang lebih kontemporer.

“Sehingga saat melukis kain Diwo tahu makna aksara ulu yang ditulis, tentu akan lebih bernilai dan lebih hidup. Sekaligus meningkatkan skill para pembatik,” ujar Helmiyesi pada 12 Juli 2024.

Selain sebagai upaya peningkatan pemahaman, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana pelestarian aksara ulu. Kabupaten Kepahiang merupakan satu-satunya daerah yang aksara ulunya telah terstandardisasi oleh para ahli. Helmiyesi menambahkan bahwa dengan mengetahui makna aksara ulu yang digunakan dalam motif kain, para pembatik dapat memberikan nilai tambah pada karya mereka.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Bahasa Bengkulu, Dwi Laili Sukmawati. Dalam sambutannya, Dwi Laili Sukmawati menyatakan bahwa ada banyak cara untuk melestarikan bahasa dan budaya daerah, salah satunya adalah dengan melestarikan budaya tulis berupa aksara. Apalagi, Bengkulu memiliki aksara yang telah lama berkembang dan digunakan oleh masyarakat sejak ratusan bahkan ribuan tahun silam.

Pelatihan ini dihadiri oleh komunitas Yayasan Az-Zahra Kepahiang, organisasi masyarakat, serta perwakilan dari delapan kecamatan se-Kabupaten Kepahiang. Melalui pelatihan ini, diharapkan para pembatik dapat mengembangkan motif kain Diwo yang lebih kreatif dan bermakna, serta membantu melestarikan warisan budaya daerah.

Pelatihan penulisan aksara ulu dalam melukis kain Diwo ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan seni batik Kepahiang dan menjadi salah satu upaya untuk menjaga kekayaan budaya lokal tetap hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.

Pewarta : Zoel

Editor : Ardy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *