Rejang Lebong, Selimburcaya.com – Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, menggelar pertunjukan seni tradisi di lokasi Transa Bangdep, Desa Taktoi, Padang Ulak Tanding, pada Sabtu (8/6). Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB ini menampilkan berbagai kesenian tradisional seperti Tari Angguk, Jatilan, dan Wayang Kulit.
Acara promosi wisata budaya ini disaksikan oleh Kadis Pariwisata Rejang Lebong, Dodi Sahdani, S.Sos, M.Si, bersama Sekdis, kabid, staf, serta Kades Taktoi, Budi, dan perangkat serta warga desa.
“Kami sangat mengapresiasi promosi wisata budaya yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Kulon Progo ini. Terlebih, pergelaran kesenian berupa tari dan wayang kulit ini dilaksanakan di permukiman transmigran asal Kulon Progo,” kata Dodi Sahdani dalam sambutannya mewakili Bupati Rejang Lebong, Drs. H. Syamsul Effendi, MM.
Dodi Sahdani juga menyoroti potensi wisata di Rejang Lebong yang memiliki banyak desa wisata, berkat lokasinya di kawasan Bukit Barisan.
“Ada dua desa kita yang masuk 50 besar desa wisata nasional, yaitu Desa Belitar Seberang dan Desa IV Suku Menanti, Sindang Dataran, yang tahun ini masuk dalam 50 besar desa wisata nasional,” tutur Dodi.
Rombongan tim kesenian Kulon Progo dipimpin oleh Kadis Pariwisata, Joko Mursito, Kabid Promosi Wisata, Saryanto, dan Ketua Dewan Kebudayaan, Umar Sanusi. Joko Mursito menjelaskan bahwa lawatan kesenian ini merupakan bagian dari promosi wisata budaya Kulon Progo.
“Kami memilih Desa Taktoi karena masyarakat di wilayah transmigrasi ini merupakan warga asal Kulon Progo yang terkena dampak pembangunan Waduk Sermo tahun 1994. Kehadiran kami di sini diharapkan dapat mempererat jalinan silaturahmi warga Taktoi dengan Kulon Progo,” jelas Joko Mursito didampingi Saryanto.
Saryanto mengungkapkan kebanggaannya melihat kemandirian masyarakat Taktoi.
“Alhamdulillah, masyarakat asal Kulon Progo yang tinggal di sini sudah mandiri. Rata-rata mereka memiliki kebun kopi, karet, atau sawit yang mampu menopang pendapatan mereka,” sambung Saryanto.
Sebelum pertunjukan dimulai, Saryanto memberikan cinderamata berupa plakat Kulon Progo dan Batik Geblek Renteng kepada Dodi Sahdani. Selanjutnya, Dodi Sahdani menyerahkan secara simbolis Wayang Kulit Broto Seno kepada dalang, Ki Anom Sucondro, yang membeberkan lakon “Broto Seno Babat Wono Marto”.
Pertunjukan dimulai dengan “Tari Angguk”, didukung oleh lima gadis penari yakni Asita, Kismi, Dewi, Hanifah, dan Angel. Gerakan dinamis dan gemulai para penari muda mengikuti irama karawitan berhasil menyemarakkan suasana. Pertunjukan kesenian ini menjadi pengobat kerinduan warga transmigran asal Kulon Progo yang tinggal di Desa Taktoi.
Kades Taktoi, Budi, menjelaskan bahwa wilayah permukiman Transa Bangdep asal Kulon Progo ini berada di Dusun III.
“Jumlah penduduk Dusun III ini mencapai 1.079 jiwa yang tergabung dalam 356 KK. Saat ini warga asal Kulon Progo sudah bisa hidup mandiri karena kebun yang digarap sudah menghasilkan, seperti kebun karet, sawah, kopi, dan sawit,” ujar Budi.
Pertunjukan seni tradisi ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi tetapi juga menjadi sarana promosi wisata budaya yang efektif, menunjukkan kekayaan budaya dan kemandirian masyarakat transmigran asal Kulon Progo.
Pewarta : Agus
Editor : Ardy