Bengkulu, Selimburcaya.com — Sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Modern (PTM) Bengkulu mengeluhkan sepinya pembeli yang berdampak langsung pada keberlangsungan usaha mereka. Banyak yang terpaksa mengobral barang dagangan bahkan menutup lapak karena terus merugi.

Salah satu pedagang, Abeng, menyebut saat ini hanya sebagian kecil pedagang yang masih aktif berjualan. “Banyak yang sudah tutup. Dagangan susah laku, rugi terus,” ujar Abeng.
Ia menilai bahwa platform belanja daring menjadi salah satu penyebab utama turunnya minat masyarakat untuk berbelanja langsung di pasar. Harga yang lebih murah dan kemudahan akses membuat konsumen lebih memilih belanja online.
Para pedagang pun berharap pemerintah turun tangan dengan menyusun regulasi yang adil, termasuk pengenaan pajak terhadap barang dari luar daerah atau luar negeri, guna menstabilkan harga dan melindungi UMKM lokal.
Senada dengan Abeng, pedagang lainnya, Ernida, mengaku semakin terbebani oleh tingginya biaya operasional, seperti sewa kios, listrik, dan uang keamanan. Ia memperkirakan hanya sepertiga pedagang yang masih bertahan, itupun dengan pendapatan harian yang sangat minim.
Ernida juga menjelaskan bahwa meskipun ada proses penyitaan bangunan PTM dan Megamall oleh pihak berwenang, hal itu tidak berdampak pada aktivitas jual beli di dalam pasar. Namun, tanda penyitaan yang terpasang di area gedung membuat sebagian masyarakat salah paham dan mengira pasar sudah tutup.
“Padahal kami masih buka seperti biasa. Tapi karena ada garis penyitaan, orang takut masuk,” tutup Ernida.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

