Medan, Selimburcaya.com – Sebuah video yang memperlihatkan siswa SD dihukum belajar di lantai karena menunggak pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) viral di media sosial. Insiden ini menyulut emosi publik, terutama setelah ibu siswa tersebut merekam kejadian sambil menangis.
Kepala Sekolah SD Abdi Sukma, Medan, Juli Sari, memberikan klarifikasi bahwa tindakan tersebut adalah inisiatif pribadi wali kelas tanpa koordinasi dengan pihak sekolah atau yayasan.

“Inisiatif wali kelasnya membuat aturan sendiri, yaitu anak yang tidak melunasi SPP tidak boleh menerima pelajaran dan harus duduk di lantai. Ini dilakukan tanpa kompromi dengan pihak sekolah,” ujar Juli, seperti dikutip dari Kompas.com.
Juli menegaskan bahwa sekolah tidak memiliki kebijakan untuk menghukum siswa yang belum melunasi SPP. Meski siswa tersebut belum menerima rapor karena tunggakan SPP, ia tetap berhak mengikuti pelajaran di kelas.
“Kami sudah memanggil wali murid dan wali kelas untuk membahas kejadian ini, serta meminta maaf kepada orangtua siswa,” tambahnya.
Pengakuan Ibu Siswa
Kamelia (38), ibu dari siswa berinisial MA, mengungkapkan bahwa anaknya telah dihukum belajar di lantai selama dua hari berturut-turut, sejak 6 hingga 7 Januari 2025.
“Dari pagi pukul 08.00 sampai pukul 13.00, anak saya disuruh duduk di lantai keramik. Katanya karena belum bayar uang sekolah selama tiga bulan,” ujar Kamelia di rumahnya di Jalan Brigjen Katamso, Medan.
Kamelia menjelaskan, tunggakan SPP sebesar Rp 180 ribu terjadi karena dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang biasa digunakan untuk membayar biaya sekolah belum cair. Selain itu, kondisi ekonomi keluarga yang sulit membuatnya belum mampu melunasi biaya tersebut.
Ia menceritakan betapa malu dan sedihnya anaknya karena diperlakukan tidak adil.
“Anak saya bilang, ‘Malu, Mak, saya disuruh duduk di semen,’” ungkap Kamelia dengan mata berkaca-kaca.
Kamelia akhirnya memutuskan menjual ponselnya untuk melunasi tunggakan tersebut. Namun, sebelum sempat membayar, ia mendatangi sekolah untuk memastikan kondisi anaknya.
“Saat sampai di kelas, saya melihat anak saya duduk di lantai sementara teman-temannya di kursi. Hati saya hancur,” tambahnya.
Rencana Sanksi untuk Wali Kelas
Kepala Sekolah Juli Sari menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan sanksi terhadap wali kelas yang bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Rapat bersama ketua yayasan dan bendahara akan digelar pekan depan untuk memutuskan langkah lebih lanjut.
Juli juga menyampaikan bahwa insiden ini akan menjadi pelajaran penting bagi seluruh staf sekolah untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
“Kami sangat menyesal atas kejadian ini. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi semua siswa, bukan tempat yang membuat mereka merasa tertekan,” tutupnya.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

