Bengkulu, Selimburcaya.com – Pendangkalan alur pelabuhan menjadi salah satu faktor utama penurunan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite di Provinsi Bengkulu tahun ini. Kuota yang dialokasikan Badan Pengatur Hilirisasi Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk tahun 2025 tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana, mengungkapkan bahwa selain konsumsi BBM yang menurun, masalah distribusi akibat pendangkalan alur pelabuhan juga turut memengaruhi. “Karena alur dangkal, pengiriman BBM melalui pelabuhan menjadi sulit, dan ini berdampak pada penurunan konsumsi serta keterlambatan distribusi,” ujar Donni, Sabtu (4/1/2025).
Dampak Serius pada Distribusi BBM
Masalah pendangkalan alur ini menyebabkan pengiriman BBM sering tertunda, mengakibatkan pasokan ke masyarakat terlambat. “Hal ini jelas memberikan dampak besar, terutama pada konsumsi masyarakat,” tambah Donni.
Harapan untuk Pengerukan Alur Pelabuhan
Donni berharap pengerukan alur di Pelabuhan Pulau Baai segera direalisasikan guna memperlancar pengiriman BBM ke Bengkulu. “Kami sangat berharap pengerukan segera dilakukan agar hambatan distribusi BBM ini dapat teratasi,” tuturnya.
Kuota BBM Subsidi 2025
Berdasarkan Keputusan Kepala BPH Migas RI Nomor 66/P3JBT/BPH Migas/Kom/2024, alokasi kuota BBM subsidi 2025 untuk Bengkulu adalah:
- Pertalite: 253.357 KL (turun dari 267.716 KL pada 2024).
- Solar: 107.213 KL.
- Biosolar: 109.188 KL (mengalami peningkatan).
Penurunan alokasi Pertalite disebabkan oleh konsumsi BBM subsidi yang menurun pada tahun sebelumnya.
Upaya Bersama untuk Atasi Kendala
Pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat bersinergi untuk mengatasi masalah pendangkalan ini. Dengan alur pelabuhan yang optimal, distribusi BBM ke Bengkulu dapat berjalan lancar dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy
