Bengkulu, Selimburcaya.com — Kementerian Kebudayaan RI bersama Komisi X DPR RI menyelenggarakan Semarak Budaya Festival Dol 1 di Aula Kampus STIA Bengkulu. Acara ini diprakarsai oleh Anggota DPR RI Dapil Bengkulu, Hj. Dr. Dewi Coryati, sebagai langkah konkret pelestarian alat musik tradisional dol, warisan budaya khas Bengkulu.

Sebanyak tujuh sanggar dol dari berbagai daerah turut memeriahkan festival ini. Hadir pula akademisi dan pemerhati budaya, Bambang Permadi, serta Ketua STIA Bengkulu, Gustini.
Dalam sambutannya, Dewi Coryati menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kebudayaan atas dukungan terhadap pelestarian budaya lokal. Ia menegaskan bahwa musik dol merupakan simbol identitas yang membedakan Bengkulu dari daerah lain.
“Dol bukan sekadar pertunjukan, tetapi mengandung nilai ritual dan spiritual yang mendalam. Festival ini kami gagas agar masyarakat lebih memahami makna tersebut,” ujar Dewi, politisi dari Fraksi PAN.
Ia juga menyampaikan bahwa dol adalah hasil asimilasi budaya asing dan lokal yang telah menyatu dalam karakter budaya Bengkulu. Bahkan, dol tercatat sebagai satu dari hanya empat alat musik sejenis di dunia, bersama dengan versi Jepang dan dua lainnya.
“Ini warisan yang patut kita banggakan. Maka penting untuk menjaga keaslian ritme dan fungsi dol agar tidak ditampilkan secara sembarangan di luar konteks budaya,” tambah Dewi.
Dalam kesempatan itu, Dewi juga mengedukasi peserta tentang dasar pukulan dol seperti “mempadah”, yang menjadi ketukan inti dalam musik dol saat upacara adat.
Ia mengingatkan agar kreativitas dalam mengembangkan musik dol tetap memperhatikan pakem dan nilai budaya agar tidak kehilangan identitas aslinya.
“Festival ini menjadi awal dari gerakan pelestarian yang lebih luas. Ke depan, kami akan terus mengangkat budaya Bengkulu ke tingkat nasional dan internasional,” jelas Dewi.
Lebih jauh, Dewi berharap musik dol tidak hanya dikenal di wilayah terbatas seperti Kota Lama dan Berkas, tetapi bisa menyebar ke seluruh Provinsi Bengkulu melalui integrasi dalam dunia pendidikan.
“Mari kita dorong agar dol masuk ke pendidikan formal, supaya anak cucu kita bisa mengenal, memahami, dan bangga terhadap warisan budaya ini,” pungkasnya.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

