Bengkulu, Selimburcaya.com – Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pengawasan peredaran obat serta makanan, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP) pada Kamis (8/5), bertempat di Aula Rafflesia BPOM Bengkulu.

Kegiatan ini melibatkan unsur pentahelix, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pelaku usaha, akademisi, organisasi masyarakat, media, hingga kelompok rentan seperti MMI dan SLBN 3 Kota Bengkulu.
Dua narasumber utama hadir, yakni:
-
Joni Haryadi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
-
Mustari Tarti, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Bengkulu
Kepala BPOM Bengkulu, Yogi Abaso Mataram, menegaskan bahwa forum ini menjadi bagian dari komitmen lembaganya dalam mendorong transformasi pelayanan publik yang adaptif, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Selama tiga tahun terakhir, kami terus menggali masukan dari masyarakat, pelaku usaha, media, dan instansi pemerintah, agar bisa memetakan dan memperbaiki aspek pelayanan publik yang masih lemah,” ujar Yogi.
Ia juga memaparkan sejumlah inovasi layanan unggulan BPOM, seperti:
-
Suling Bambu untuk pengujian sampel narkoba
-
Ruang Tamu Virtual sebagai kanal informasi dan pengaduan
-
Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) di Mal Pelayanan Publik
“Kami ingin masyarakat makin mudah memahami cara melapor, khususnya terkait produk ilegal dan layanan klinik. Lewat digitalisasi ini, semua jadi lebih cepat dan transparan,” tambahnya.
Kepala Ombudsman Bengkulu, Mustari Tarti, menambahkan bahwa pelayanan publik yang baik harus dibangun dengan sinergi berbagai pihak.
“Kami harap forum seperti ini tidak hanya menjadi ajang seremonial, tapi wadah nyata masyarakat menyuarakan aspirasi. Kritik dan saran adalah bahan bakar utama perbaikan layanan ke depan,” ujarnya.
Menariknya, FKP ini juga membuka sesi konsultasi publik langsung, memungkinkan warga menyampaikan keluhan dan harapan terhadap layanan BPOM.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

