Kota Bengkulu, Selimburcaya.com – Puluhan pedagang yang tergabung dalam Pedagang Kampung Kuliner Pesisir Kota Bengkulu mendatangi gedung DPRD Kota Bengkulu, Senin (28/4/2025). Mereka mengadukan nasib lapaknya yang terancam digusur seiring rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu melakukan penataan kawasan Pantai Panjang, ikon wisata utama di daerah tersebut.

Per 30 April 2025, menjadi batas akhir penggusuran seluruh lapak pedagang di kawasan Pantai Panjang. Dalam aksi tersebut, para pedagang diterima oleh Komisi III DPRD Kota Bengkulu dan menggelar hearing terbuka.
Perwakilan pedagang, M. Iqbal, mengungkapkan kekecewaan mereka karena hearing berlangsung tanpa kehadiran pihak eksekutif dari Pemkot. Akibatnya, pertemuan lanjutan akan kembali dijadwalkan.
“Kami meminta kejelasan soal batas zona berjualan yang diperbolehkan dan mempertanyakan dasar hukum pembangunan jogging track yang disebut menjadi alasan pelarangan berdagang,” tegas Iqbal.
Iqbal juga mempertanyakan legitimasi area jogging track yang dulunya merupakan proyek dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII.
Selain itu, pedagang mendesak agar sebelum penggusuran dilakukan, Pemkot menyiapkan relokasi yang benar-benar hidup, bukan seperti area UMKM di Pasir Putih yang dinilai tidak berjalan efektif.
“Kami siap dipindahkan, siap ditata, siap dibina, tapi jangan binasakan kami,” tegas Iqbal.
Ia juga mengusulkan agar kawasan tempat berdagang diubah menjadi “Kampung Kuliner Pesisir Nelayan” untuk mendukung pengembangan pariwisata sekaligus pemberdayaan ekonomi lokal.
Iqbal menambahkan bahwa pedagang tidak mengganggu hak pejalan kaki karena sudah menyediakan jalur khusus dan menjaga kebersihan kawasan.
Sekitar 200 pedagang diperkirakan akan terdampak oleh rencana pembongkaran ini. Hingga saat ini belum ada eksekusi di lapangan, namun para pedagang berharap aspirasi mereka menjadi bahan pertimbangan Pemkot dalam dialog lanjutan.
Tak lupa, Iqbal mengingatkan bahwa visi-misi Wali Kota Bengkulu adalah memajukan UMKM dan membuka lapangan kerja, bukan sebaliknya.
“Kalau kami digusur tanpa solusi, angka pengangguran akan bertambah. Padahal kita semua tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan saat ini,” tutupnya.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

