ddd
Share it

Kepahiang, Selimburcaya.com – Tak hanya fokus menekan angka tindak pidana korupsi (Tipikor), Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepahiang kini turut berperan aktif dalam upaya mengurangi angka stunting di Kabupaten Kepahiang.

Bersama Dinas PPKBP3A Kabupaten Kepahiang, Kajari Kepahiang Asvera Primadona, SH, MH turun langsung ke empat kecamatan yang menjadi sasaran penanganan stunting, Rabu (12/02/2025)(foto:Zoel/Selimburcaya.com)

yaitu Desa Daspeta I (Kecamatan Ujan Mas), Desa Tebat Monok (Kecamatan Kepahiang), Desa Penanjung Panjang (Kecamatan Tebat Karai), dan Desa Muara Langkap (Kecamatan Bermani Ilir).

Dari hasil pengecekan, ditemukan bahwa faktor utama penyebab stunting di wilayah ini adalah kurangnya asupan makanan bergizi serta sanitasi yang tidak memadai.

“Kami turun langsung ke lapangan untuk memastikan kebutuhan apa saja yang diperlukan, agar bantuan tepat sasaran. Ada yang butuh makanan, ada juga yang butuh perbaikan sanitasi,” ujar Kajari Asvera Primadona.

Ia menambahkan bahwa lingkungan juga memegang peran penting dalam upaya pencegahan stunting. “Stunting tak hanya soal makanan, tetapi juga faktor lingkungan. Jika kita tidak bisa menghapusnya sepenuhnya, setidaknya kita bisa menguranginya,” lanjutnya.

Sebagai bentuk keseriusan, Kejari Kepahiang menginisiasi program Jaksa Peduli Penurunan Stunting (Jaksa Penting). Program ini berfokus pada pemantauan langsung kondisi anak-anak penderita stunting serta mencari solusi tepat guna menekan angka kasusnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PPKBP3A Kepahiang, Linda Rosita, menyebutkan bahwa pihaknya juga tengah menjalankan program Gerakan Orang Tua Atasi Stunting (Genting). Saat ini, sebanyak 461 anak telah memiliki orang tua asuh, mulai dari Bupati hingga pejabat eselon II di lingkungan Pemkab Kepahiang.

Dalam kunjungan lapangan bersama Kejari, ditemukan berbagai permasalahan, seperti kurangnya nutrisi, keterbatasan jamban, dan akses air bersih.

Sebagai informasi, angka stunting di Kabupaten Kepahiang mengalami peningkatan dari 22,9 persen pada 2022 menjadi 24,9 persen pada 2023. Salah satu faktor pemicu utama adalah tingginya angka pernikahan dini di wilayah tersebut.

Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

By Zul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *