aa
Share it

Bengkulu, Selimburcaya.com – Inflasi sepanjang tahun 2024 didominasi oleh komponen inti, dengan kontribusi terbesar berasal dari komoditas emas perhiasan. Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan diikuti seluruh kepala daerah secara daring pada Senin (6/1/2025).

Pj Wali Kota Bengkulu, Arif Gunadi, turut mengikuti rakor ini secara daring dari ruang Monitoring Center Dinas Kominfo Kota Bengkulu. Ia didampingi oleh Kabag Ekonomi Dadi Hartono, Inspektur Eka Rika Rino, Kadis Perindag Bujang HR, dan Kadis Pertanian Adriansyah.

Dalam rapat tersebut, Tito mengungkapkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa emas perhiasan dan sigaret kretek mesin (SKM) menjadi komoditas utama penyumbang inflasi bulanan sebanyak 11 kali sepanjang tahun 2024. Senin (06/01/2025)(foto:Zoel/Selimburcaya.com)

Dalam rapat tersebut, Tito mengungkapkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa emas perhiasan dan sigaret kretek mesin (SKM) menjadi komoditas utama penyumbang inflasi bulanan sebanyak 11 kali sepanjang tahun 2024.

“Secara umum, selama Januari hingga Desember 2024, komoditas dari komponen harga bergejolak dan inti memiliki frekuensi yang lebih sering sebagai komoditas utama penyumbang inflasi bulanan,” papar Tito. Ia juga menambahkan bahwa sejak September 2023, komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi hingga Desember 2024, mencatat kenaikan selama 16 bulan berturut-turut.

BPS mencatat inflasi tahun ke tahun (Desember 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 1,57%, sementara inflasi bulan ke bulan mencapai 0,44%. Data ini menunjukkan kenaikan harga terutama pada emas perhiasan, sigaret kretek mesin, serta kelompok makanan dan minuman.

Pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) Desember 2024, inflasi sebesar 0,44% tercatat lebih tinggi dibandingkan Desember 2023. Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi dengan tingkat inflasi 1,90% dan andil sebesar 0,55%.

Namun, komoditas Tarif Angkutan Udara menjadi penyeimbang dengan andil deflasi sebesar 0,01%.

“Kami mengapresiasi daerah-daerah yang mampu menjaga inflasi tetap rendah, seperti Gorontalo, Sulawesi Utara, Bangka Belitung, Bengkulu, dan Sumatera Barat,” ujar Tito.

Pada rakor yang juga diikuti oleh Badan Pangan Nasional, Kepala Staf Kepresidenan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kejaksaan Agung, Bulog, Satgas Pangan Polri, dan Mabes TNI ini, disebutkan bahwa 10 provinsi dengan inflasi tertinggi meliputi Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat, Bali, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Banten, dan Papua Barat Daya.

Dengan pola historis lima tahun terakhir, inflasi cenderung meningkat pada periode perayaan hari besar keagamaan, seperti Puasa-Lebaran serta Natal dan Tahun Baru. Data ini menjadi perhatian untuk pengendalian inflasi yang lebih baik di tahun-tahun mendatang.

Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

By Zul

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *