
Bengkulu, Selimburcaya.com – Setelah sukses mengadakan Kemah Menulis Cerpen, Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kembali menggelar Kemah Menulis dan Membaca Puisi pada Kamis (5/12/2024). Kegiatan ini menarik perhatian karena puisi yang ditulis dan dibacakan menggunakan bahasa Rejang dan Bengkulu.
Kegiatan ini menjadi tindak lanjut Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Bengkulu 2024 yang telah berlangsung pada 13–15 November 2024. Kemah ini dirancang untuk mengapresiasi peserta Lomba Menulis dan Membaca Puisi Berbahasa Daerah sekaligus menghasilkan Antologi Puisi Berbahasa Daerah Rejang dan Bengkulu, yang akan memperkaya koleksi karya Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Dwi Laily Sukmawati, membuka kegiatan ini secara resmi. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa puisi merupakan salah satu media pelestarian bahasa ibu.
“Puisi bukan hanya sebuah karya, tetapi juga sarana untuk menjaga dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kita,” ujar Dwi Laily.
Kemah ini diikuti oleh 40 peserta, terdiri atas 35 siswa SD dari 10 kabupaten/kota dan 5 pendamping. Mereka mendapatkan pelatihan langsung dari para ahli dalam menulis dan membaca puisi. Ketua KKLP Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Riqqah Dhiya Ramadhanty, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah tahapan akhir dari rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah Bengkulu 2024.
Para narasumber yang hadir meliputi:
- Firmansyah – Memberikan materi tentang dasar-dasar puisi.
- Handri Yanto – Mengupas eksplorasi bahasa daerah dan kearifan lokal sebagai inspirasi penulisan puisi.
- Adnan Wiliansyah – Mengajarkan teknik dasar membaca puisi.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam menulis dan membaca puisi berbahasa daerah, sekaligus menguatkan peran generasi muda sebagai penutur aktif bahasa Rejang dan Bengkulu. Revitalisasi bahasa daerah bertujuan untuk menciptakan ruang kreatif bagi penutur muda, memperkuat kelangsungan hidup bahasa, serta menjadikan bahasa daerah lebih relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Pewarta : Zoel
Editor : Ardy

