500 Peserta Day Run Pancasila di Bengkulu Kecewa, Tuntut Kejelasan dari Event Organizer

Share it
Sebanyak 500 peserta yang mengikuti acara Day Run Pancasila di Bengkulu, merasa kecewa dan dirugikan pada Sabtu, (05/10/2024)(foto:Zoel/Selimburcaya.com).

Bengkulu, Selimburcaya.com – Sebanyak 500 peserta yang mengikuti acara Day Run Pancasila di Bengkulu pada Sabtu, 5 Oktober 2024, merasa kecewa dan dirugikan. Event yang diselenggarakan oleh Event Organizer (EO) Keringat Abadi ini dianggap tidak memiliki kejelasan, terutama terkait hadiah yang diberikan, yang tidak sesuai dengan biaya pendaftaran yang telah dibayarkan.

Para peserta yang datang dari berbagai daerah, termasuk Lubuk Linggau, Sumatera Barat, dan Riau, merasa kecewa dengan penyelenggaraan acara yang berlangsung di Sport Center tersebut. Salah satu peserta dari Padang, Alamsyah, mengutarakan kekecewaannya setelah menempuh perjalanan jauh untuk mengikuti acara ini.

“Wah, sudah jauh-jauh, persiapan sudah dimatangkan, tapi evennya tidak jelas,” ujar Alamsyah.

Sebagai pemenang lari jarak 10 kilometer (Km), Alamsyah hanya menerima hadiah sebesar Rp400 ribu, yang menurutnya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan, penginapan, dan persiapan lainnya.

“Tidak sebanding dengan ongkos, penginapan, dan juga persiapan. Vitamin saja sudah berapa?” lanjutnya.

Acara ini memiliki beberapa kategori lomba, seperti kategori master dengan jarak 5 Km dengan biaya pendaftaran Rp150 ribu, kategori maraton putra-putri dengan jarak 5 Km dengan biaya pendaftaran Rp150 ribu, kategori jarak 7 Km dengan biaya Rp180 ribu, serta kategori 10 Km dengan biaya Rp200 ribu.

Yevi Melinda Putri, pemenang juara 3 kategori maraton dengan jarak 7 Km, juga mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, hadiah yang diberikan jauh dari harapan dan tidak sebanding dengan jumlah peserta serta biaya pendaftaran.

“Hadiah yang diberikan tidak sebanding dengan biaya pendaftaran. Ini peserta hampir 500 orang, kalau dihitung pukul rata Rp150 ribu per orang, berapa uang yang terkumpul? Masa uang pembinaannya hanya segitu?” ungkap Yevi.

Para pemenang di setiap kategori hanya menerima uang pembinaan yang dianggap sangat minim. Untuk kategori maraton jarak 5 Km, juara pertama hanya mendapat Rp200 ribu, juara kedua Rp100 ribu, dan juara ketiga Rp50 ribu. Kategori jarak 7 Km memberikan Rp250 ribu untuk juara pertama, Rp200 ribu untuk juara kedua, dan Rp150 ribu untuk juara ketiga. Sementara itu, kategori 10 Km yang rutenya meliputi Sport Center hingga Pantai Berkas memberikan Rp400 ribu untuk juara pertama, Rp200 ribu untuk juara kedua, dan Rp100 ribu untuk juara ketiga.

Selain masalah hadiah, Yevi juga menyoroti kurangnya kejelasan dalam perizinan acara. Ia menyebut bahwa acara sebesar ini seharusnya memiliki perizinan yang jelas dari dinas terkait, seperti Dinas Pemuda dan Olahraga serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

“Sertifikat yang diberikan juga asal buat, tidak ada standar nasional ataupun standar daerah. Kasihan sama peserta yang datang dari luar daerah seperti Lubuk Linggau, Riau, dan Sumatera Barat,” ujar Yevi.

Saat ini, negosiasi antara peserta dan EO masih berlangsung untuk mencari solusi atas masalah ini. Para peserta berharap ada kejelasan dan kompensasi yang sesuai atas ketidaknyamanan yang mereka alami.

Pewarta : Zoel

Editor : Ardy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *