Mafindo Bengkulu Gelar Literasi Digital untuk Lansia untuk Cegah Hoaks

Share it
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) wilayah Bengkulu mengadakan program literasi digital khusus bagi lansia.(20/07/2024)(foto:Zoel/Selimburcaya.com).

Bengkulu, Selimburcaya.comĀ  – Kelompok lansia menjadi salah satu yang paling rentan terpapar berita bohong atau hoaks. Rendahnya literasi digital membuat mereka mudah percaya pada informasi yang disebarkan di dunia maya. Menyadari hal ini, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) wilayah Bengkulu mengadakan program literasi digital khusus bagi lansia.

Dengan tema “Bersama Bugar Digital, Cek Dulu Baru Ngecek”, puluhan lansia mendapatkan pembekalan cara mendapatkan informasi yang benar dan mencegah menjadi korban hoaks. Program ini berlangsung di gedung Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dihadiri oleh Ketua Aisyiyah dan Ketua PKK Kota Bengkulu sebagai narasumber lainnya.

Koordinator Wilayah Mafindo Bengkulu, Dr. Gushevinalti, menyampaikan bahwa warga lanjut usia menghadapi sejumlah kendala di ruang digital sehingga rentan terpapar hoaks. Mereka membutuhkan literasi digital agar cakap dalam menerima dan memverifikasi informasi serta terhindar dari sasaran kejahatan.

“Sering kali lansia menjadi korban penipuan, seperti mendapat hadiah palsu, atau terkena kejahatan informasi data pribadi. Juga misinformasi yang merugikan mereka sendiri,” ujar Dr. Gushevinalti.

Fasilitator Mafindo Bengkulu, Fonika Thoyib, menambahkan bahwa banyak lansia mengalami keterbatasan dalam mengolah informasi di ruang digital. Mereka adalah kelompok yang paling berisiko menjadi korban penipuan digital, mengabaikan perlindungan data, dan terpengaruh hoaks.

“Daya tangkap mereka yang mulai menurun, namun keingintahuan atas informasi tinggi, semakin memicu kemungkinan kesalahan dalam menangkap informasi atau mudah membenarkan suatu informasi tanpa melakukan cek dan ricek terlebih dahulu,” jelas Fonika Thoyib.

Kelompok lansia yang hadir tampak antusias mendengarkan materi yang disampaikan. Adanya Ketua Aisyiyah dan PKK dinilai sebagai representasi dari perwakilan kelompok lansia, khususnya ibu-ibu yang sering berselancar di dunia maya. Kehadiran mereka diharapkan dapat membantu mencegah paparan negatif dunia digital bagi masyarakat kelompok umur rentan.

“Dengan edukasi dan pendampingan di ruang digital, harapannya masyarakat lansia di Bengkulu bisa menjadi sehat digital dan tidak mudah terpengaruh hoaks,” tutup Dr. Gushevinalti.

Program literasi digital ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan lansia dalam mengakses, memahami, dan memverifikasi informasi, sehingga mereka dapat terhindar dari berbagai bentuk penipuan dan hoaks di dunia digital.

Pewarta : Zoel

Editor : Ardy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *