Staf Ahli Mentan Pantau Pembangunan Instalasi Irigasi Pompa di Desa Lubuk Ubar

Share it
Staf Ahli dan Tenaga Ahli Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia memantau langsung pembangunan instalasi irigasi pompa sawah milik petani di Dusun II, Desa Lubuk Ubar, Kecamatan Curup Selatan (05/09/2024)(foto: Agus/Selimburcaya.com).

Rejang Lebong, Selimburcaya.com – Staf Ahli dan Tenaga Ahli Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia memantau langsung pembangunan instalasi irigasi pompa sawah milik petani di Dusun II, Desa Lubuk Ubar, Kecamatan Curup Selatan, pada Rabu, 4 September 2024. Kunjungan tersebut dilakukan oleh Staf Ahli Mentan, Dr. Ir. Suwandi, dan Tenaga Ahli Mentan, Dr. Ir. Pamuji Lestari, didampingi oleh Direktur Pembenihan Hortikultura Kementan RI, Dr. Inti Pertiwi Naswari. Mereka juga ditemani oleh Staf Ahli Bupati, Ir. Zulkarnain, MT, serta Kepala Dinas Pertanian, Ir. Amrul Eby, M.Si, dan tenaga penyuluh dari BPP Lubuk Ubar.

Instalasi irigasi yang dipantau adalah bendung Sungai Air Merah, rumah mesin, serta bak penampung air yang masih dalam proses pengerjaan. Proyek ini dibiayai dengan anggaran sebesar Rp 112.800.000 dari bantuan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan RI, dan dijadwalkan selesai pada 31 Desember 2024.

Selain memantau pembangunan, Staf Ahli Mentan juga menyerahkan bantuan berupa tiga pasang burung hantu untuk membantu petani mengendalikan hama tikus. Burung-burung tersebut diserahkan kepada Ketua Kelompok Tani Sahabat Tani, Endek Mulyana. Staf ahli juga memberikan pelatihan tentang pembuatan pestisida alami menggunakan urine kambing.

“Instalasi irigasi pompa ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan produksi panen dari 4 ton per hektare menjadi 6-8 ton gabah kering. Selama ini, petani di Desa Lubuk Ubar mengalami kesulitan mendapatkan air. Dengan adanya instalasi ini, masalah tersebut dapat teratasi,” ungkap Inti Pertiwi Naswari.

Ia juga menegaskan pentingnya menjaga instalasi irigasi dan burung hantu agar tidak diburu, karena burung tersebut berperan penting dalam mengendalikan hama tikus.

Staf Ahli Mentan, Dr. Ir. Suwandi, menambahkan bahwa pengendalian hama tikus memerlukan langkah-langkah preventif. Ia menjelaskan bahwa dalam satu tahun, populasi tikus dapat meningkat hingga 1.000 ekor jika tidak dikendalikan, dan dalam semalam, tikus dapat merusak hingga 100 hektare sawah.

“Petani perlu menjaga keseimbangan ekosistem dan melakukan pencegahan efektif, seperti memeriksa lubang tikus saat olah lahan dan menyemprotkan air dari pompa ke dalam lubang aktif tikus untuk membunuhnya. Burung hantu juga sangat efektif karena bisa membunuh hingga 20 tikus setiap malam,” jelas Suwandi.

Suwandi juga menunjukkan cara membuat sarang burung hantu, yang harus ditempatkan di tengah sawah dengan tiang setinggi 6 meter untuk membantu burung mengamati pergerakan tikus dari ketinggian. Selain itu, ia mempraktikkan pembuatan pestisida alami dari urine kambing, yang bisa digunakan untuk mengusir hama dari tanaman.

Tenaga Ahli Mentan, Dr. Ir. Pamuji Lestari, turut menekankan pentingnya program Mentan dalam menghadapi dampak perubahan iklim El Nino yang mengancam ketahanan pangan global.

“Mentan meluncurkan program perluasan lahan tanam dengan target mencetak sawah baru seluas 3 juta hektare dan menyediakan infrastruktur pendukung, seperti irigasi pompa dan burung hantu. Ini adalah langkah agar Indonesia mampu swasembada beras dan tidak perlu impor lagi,” jelas Pamuji.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertanian untuk memastikan pelaksanaan program-program pertanian berjalan dengan baik dan memberikan manfaat langsung kepada para petani.

Pewarta : Agus

Editor : Ardy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *